“Apresiasi seperti aliran sungai, mengalir dari dalam jiwa, menuangkannya ke halaman putih…”, puisi seorang penyair yang menggambarkan emosi seorang penulis. Menulis esai apresiasi tentang karya sastra memang tidak mudah, terutama ketika Anda tidak tahu harus mulai dari mana, menulis apa, dan bagaimana menulis untuk membuat pembaca terkesan. Tapi jangan khawatir, artikel ini akan menjadi kiat untuk membantu Anda menaklukkan tantangan itu!
1. Pahami Karya dan Apresiasi Pribadi Anda
1.1. Baca karya dengan cermat:
Bacalah karya itu berulang kali, resapi setiap kata, setiap detail, setiap karakter. Pelajari latar belakang penulisan, gaya artistik penulis, untuk lebih memahami makna dan nilai karya tersebut.
1.2. Catat hal-hal yang mengesankan:
Selama membaca, catat detail, gambar, kalimat, dialog, karakter, atau apa pun yang membuat Anda terkesan. “Ingatlah hal-hal yang membuat Anda tersentuh, itulah cara Anda menyimpan hal-hal indah”, nasihat Guru Minh, seorang guru sastra terkenal.
1.3. Apresiasi Anda terhadap karya:
Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan: Apa yang membuat karya ini Anda rasakan? Pikiran apa yang ditimbulkannya pada Anda? Anda berempati dengan karakter siapa? Pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu Anda menemukan apresiasi pribadi Anda dan karenanya, tulisan Anda akan lebih jujur.
2. Buat Kerangka: Membangun Fondasi untuk Tulisan
2.1. Pembukaan:
- Perkenalkan karya, penulis, latar belakang penulisan (jika perlu).
- Sebutkan apresiasi umum tentang karya (gunakan kata-kata, gambar yang sugestif).
2.2. Isi:
- Analisis isi, seni karya: Pilih 1-2 poin utama, terkait dengan apresiasi Anda.
- Ungkapkan emosi, pikiran Anda sendiri: Berikan bukti, analisis, hubungkan dengan kenyataan.
- Sebutkan refleksi, pelajaran yang dipetik dari karya (jika ada).
2.3. Penutup:
- Tegaskan kembali apresiasi umum tentang karya.
- Sebutkan pikiran, emosi Anda sendiri (dapat berhubungan dengan diri sendiri).
3. Menulis Esai: Gunakan Bahasa yang Sugestif, Tunjukkan Kepribadian
3.1. Gunakan bahasa yang kaya emosi:
- Gunakan majas: Perbandingan, personifikasi, metafora, metonimia, repetisi,…
- Pilih kata-kata yang tepat, sesuai dengan emosi, konten.
3.2. Tunjukkan kepribadian:
- Tulisan harus menunjukkan pikiran, emosi Anda sendiri, jangan meniru ide orang lain.
- Menulislah dengan emosi Anda sendiri, jangan ragu untuk menunjukkan kepribadian Anda.
4. Perbaiki Tulisan:
- Baca kembali tulisan dengan hati-hati, perbaiki kesalahan ejaan, tata bahasa.
- Periksa kembali kerangka, struktur, logika tulisan.
- Mintalah teman atau guru untuk membaca dan memberikan saran agar tulisan Anda lebih lengkap.
Contoh esai:
“Mentari pagi yang cerah, berkedip di setiap huruf, seolah ingin membangunkan jiwaku dari tidur…” – puisi penyair Nguyễn Du dalam karya “Truyện Kiều” membuat saya terpikat, membuat saya merasakan keindahan puisi, bahasa, jiwa seniman.
Apresiasi terhadap “Truyện Kiều” adalah perjalanan yang penuh emosi, membuat saya terharu, pedih melihat nasib malang Thúy Kiều, kehidupan seorang wanita berbakat, bernasib buruk. “Kiều” adalah mahakarya, gambaran nyata tentang masyarakat feodal, tentang nasib manusia, tentang keindahan jiwa Vietnam.
Karya ini adalah lonceng peringatan, penegasan kekuatan keindahan jiwa, cermin yang merefleksikan kehidupan yang penuh ketidakadilan, kesengsaraan manusia.
5. Beberapa Catatan Saat Menulis Esai Apresiasi:
- Hindari meniru ide, kalimat orang lain.
- Menulis dengan gaya Anda sendiri, hindari menggunakan bahasa yang klise.
- Fokuslah pada apresiasi Anda sendiri, jangan mencoba “memamerkan” pengetahuan.
- Gunakan bukti secara wajar, untuk mengklarifikasi ide Anda.
- Menulislah dengan antusiasme, semangat, agar tulisan Anda menjadi lebih hidup.
Semoga berhasil!
Ikuti situs web “HỌC LÀM” untuk menemukan lebih banyak kiat bermanfaat lainnya tentang belajar, menghasilkan uang, dan bimbingan karir! Anda dapat melihat artikel terkait lainnya: